Sesar Lembang - Lelah dan Keinginan akan Hidup Tenang

Sesar Lembang

Peta 3D rute hiking yang kutempuh dan posisi sesar lembang itu sendiri

Sesar Lembang - Lelah dan Keinginan akan Hidup Tenang

Lokasi : Lembang, Jawa Barat

Tinggi : ~1500

Tanggal: october 2020

GPX : Sesar Lembang - Lelah dan Keinginan akan Hidup Tenang

Ada satu ketika, saat-saat kita sudah lelah untuk berusaha, semua tenaga terkuras sudah, tidak ada yang tersisa, namun kita tidak bisa untuk bisa untuk balik dan menyerah, jalan satu-satunya ialah pasrah.

Itulah yang kualami saat ini, Oktober 2020, hampir setahun setelah aku lulus dari ITB. Seharusnya lulus adalah sesuatu yang membanggakan, apalagi bagiku yang kuliahnya sempat tersendat karena kebanyakan main. Tapi tidak kini, setahun setelah lulus sepertinya mataku terbuka akan realita. Bahwa dunia tidak seidealis yang kupikirkan, dulu, ketika masih dibangku kuliah.

Beban hidup mulai terasa sekarang. Setelah lulus, bekerja, lalu apa? Apa yang harus dikejar lagi?

Sebenarnya aku sudah mulai bekerja setidaknya sejak 2015, saat itu terdapat tawaran bekerja paruh waktu untuk mengurusi server-server dikampus. Mulai 2017, aku bekerja paruh waktu sebagai python programmer disebuah perusahaan konsultan di dekat kampus. Dan kemudian pertengahan 2018, saat itu kuliahku mandek, suntuk dan bosen terhadap kehidupan kampus, aku memberanikan diri untuk mengambil pekerjaan penuh waktu di BSD, sebagai seorang Data Scientist disebuah perusahaan start-up saat itu. Waktu terus berjalan, hingga di-Oktober 2019 sebelum aku lulus, aku sudah bekerja sebagai konsultan dibidang data disebuah perusahaan Firma Konsultasi di Jakarta.

Semua berubah ketika aku lulus. Pada awalnya senang memang aku dapat menyelesaikan satu tanggung-jawab besar dalam hidupku, kemudian harus menjadi mandiri dan harus menghidupi diri sendiri. Selain pertanyaan-pertanyaan apa yang selanjutnya akan dikejar lagi? Hidup juga semakin sepi. Kayaknya semua teman-teman sebaya mempunyai tujuan yang sama, mengejar kehidupan, namun dengan jalan yang berbeda-beda. Semua pada sibuk masing-masing.

Dulu ketika aku masih harus menyelesaikan skripsi dan harus pulang pergi Jakarta - Bandung atau BSD - Bandung setiap minggunya, walau capek tapi ada semangat selalu, selain karena memang kewajiban harus menyelesaikan skripsi, Bandung sangat menyenangkan bagiku, dari sisi Geografis dan terutama orang-orangnya. Bandung menyimpan sejarah perjuanganku selama kuliah, memori yang indah untuk dikenang, namun sedih dan haru untuk dijalani. Masih banyak teman-temanku yang menetap di Bandung, orang-orang inilah yang kutemui setiap aku ke Bandung untuk menyelesaikan skripsiku diwaktu yang lalu.


Namun semua berbeda ketika aku datang lagi ke Bandung kali ini, setelah aku lulus, hampir setahun. Di Oktober 2020. Beberapa teman-teman juga telah menyelesaikan semua urusannya di Bandung, sama seperti aku. Lulus dan kemudian dapat pekerjaan diluar Bandung dan memilih untuk meninggalkan Bandung. Beberapa lainnya, masih di Bandung, tapi kini telah memiliki kesibukan masing-masing. Kerja, telah menikah, punya usaha atau apapun hal lainnya. Kali ini ketika aku datang ke Bandung, hampir tidak bisa aku mengajak kumpul ramai-ramai, seperti dulu. Sudah pada sibuk masing-masing. Tidak ketemu waktu yang cocok.

Saat itu, sekitar minggu kedua bulan Oktober 2020, aku sudah kadung di Bandung dan sudah berencana untuk menghabiskan 2 minggu kedepan disini. Tidak, liburan ini tidak boleh sia-sia. Aku bisa menemui mereka satu persatu atau aku juga bisa merencanakan hal lain selama di Bandung. Salah satunya ialah Hiking ke Sesar Lembang.


Bandung Raya terbentuk dengan dikelilingi oleh gunung-gunung. Dahulu gunung-gunung ini membentuk Danau Bandung Purba. Kemudian danau ini kering dan membentuk dataran tinggi yang luas yaitu Bandung sekarang. Salah satu dugaan dari kenapa Danau Bandung Purba ini mengering ialah karena letusan Gunung Sunda. Para ilmuwan berpendapat bahwa sisa-sisa dari letusan ini juga membentuk Sesar/Patahan Lembang.

Patahan Lembang merupakan sebuah patahan geser aktif di daerah Lembang, Bandung. Patahan ini memanjang dari Padalarang hingga ke Jatinangor sepanjang 29 km. Kalau dari Google Maps, patahan ini terlihat jelas memanjang, seperti pada gambar dibawah ini.

Sesar Lembang

Peta Bandung Barat, Sesar Lembang ditunjukkan dengan garis hitam memanjang.

Nah di Lembang sendiri, terdapat sebuah tempat yang kita dapat berdiri tepat diatas daerah sesar tersebut dan melihat langsung bagaimana sesar tersebut membelah dua Lembang (di Utara yaitu Maribaya dan di Selatan bagian Bukit Bintang/Moko). Ke tempat inilah aku melakukan hiking beberapa waktu yang lalu.

Aku memulai perjalanan hikingku dari simpang Dago. Lalu terus ke Tubagus Ismail, lalu melewati jalan Cikutra terus ke Awiligar hingga tembus ke Cihalarang. Terus menanjak ke atas hingga tiba di Bukit Bintang. Sebagian besar medan yang kulalui merupakan jalan raya dan jalan perumahan. Setelah melewati bukit Bintang, barulah medan hiking berubah menjadi jalan setapak dan tanah.


Dari simpang Dago, aku memulai hiking sendirian. Lengkap dengan semua peralatan seperti akan naik gunung, aku berjalan perlahan-lahan. Berangkat sekita pukul 7 pagi, hingga sampai didekat Bukit Bintang sekitar pukul 1 siang. Di Bukit Bintang, aku makan siang dan istirahat sebentar. Disini dua temanku lainnya bergabung untuk ikut hiking bersama menuju Sesar Lembang. Mereka menuju ke Bukit Bintang dengan motor berdua.

Secara garis besar, medan perjalanannya tidak terlalu susah. Kalau dalam keadaan fit, pasti kita dapat melaluinya dengan baik. Yang menjadi persoalan hanya karena jalan setapak dan tanah, membuat jalan akan menjadi lumpur dan berbecek ketika hujan. Ini akan membuat perjalanan tidak menyenangkan. Saat itu memang tidak hujan, tapi sehari sebelumnya hujan besar disini. Perjalananku menjadi sangat sulit karena jalanan dipenuhin dengan kubangan lumpur.

Aku melampirkan foto-foto yang kuambil selama hiking dislider berikut,

1/35 - Belum berapa lama berangkat, aku sudah lelah dan istirahat sebentar dipinggir jalan, masih didekat simpang Dago 2/35 - Setelah melewati Awiligar, kita dapat menikmati bukit-bukit kecil. Beberapa bagian masih ditumbuhi pohon, namun banyak yang sudah beralih fungsi menjadi ladang pertanian dan vila-vila 3/35 - Dari kejauhan, didekat puncak aku dapat melihat bangunan besar yang sedang dibangun. Sepertinya akan menjadi Vila besar dan mewah 4/35 - Ketika mengarahkan pandangan kearah lain, terdapat juga bangunan besar lainnya yang berada dekat sekali dengan puncakan bukit. 5/35 - Pemandangan lainnya selama perjalanan. Lahan ini telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian. Semoga saat musim hujan, tempat dibawah lahan pertanian ini tidak banjir 6/35 - Alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian lainnya 7/35 - Pemandangan lainnya dari tanah pertanian warga dengan pandangan mengarah kekota Bandung 8/35 - Alih fungsi lahan tidak hanya menjadi sebuah vila atau lahan pertanian, tapi juga kompleks rumah mewah/vila mewah. Memang Rumah dengan halaman depan lembah hijau Lembang merupakan sebuah impian 9/35 - Ketika melihat kebawah, pemandangan yang indah mengarah kekota Bandung 10/35 - Bandung dari kejauhan 11/35 - Sepanjang perjalanan banyak tempat yang menyajikan pemandangan indah seperti ini. Memang daerah ini sepertinya tempat yang favorit untuk menjadi tempat tinggal. 12/35 - Dari kejauhan dapat kita lihat kota Bandung yang ramai, dari dekat dapat kita lihat perkembangan daerah sini dengan rumah-rumah mewahnya 13/35 - Dari kejauhan dapat kita lihat, bangunan ikonik Dago atas The Maj Apartemen 14/35 - Ketika turun, jalan yang kulalui hampir sama, namun sajian pemandangannya berbeda. Aku dapat melihat pegunungan Kendang/Papandayan dari kejauhan, aku juga tidak tahu pasti itu gunung apa. 15/35 - Prasasti pembangunan Drainase 16/35 - Apakah bisa kita simpulkan bahwa mata pencarian warga disekitar sini ialah pariwisata dan pertanian? 17/35 - Saat itu sudah pukul 12 siang. Matahari tepat diatas , dari kejauhan sudah kelihatan Bukit Bintang, berarti sebentar lagi makan siang! 18/35 - Setelah memasuki Taman Wisata Bukit Bintang, medan perjalanan berubah menjadi hutan 19/35 - Di dalam Taman Wisata Bukit Bintang, jalanannya masih bagus. Jalanan dengan Paving Block seperti ini. 20/35 - Tidak seberapa jauh berjalan, jalanan berubah menjadi jalanan setapak bertanah. Kalau hujan akan banyak kubangan dan menjadi susah untuk dilalui 21/35 - Beberapa bagian bahkan telah membentuk tali air. Bisa jadi juga bentukan tali air ini disengaja, agar air dapat mengalir dan tidak membentuk kubangan 22/35 - Sialnya saat itu karena hanya menggunakan sepatu lari, sempat terperosok kelumpur, jadinya badan dipenuhi lumpur. Tapi berani kotor itu baik kok! 23/35 - Oiya, walaupun ditengah-tengah hutan dan tidak banyak orang lewat, namun penunjuk arah dan jalanannya cukup bagus dan terawat 24/35 - Patahan Lembang tidak jauh 25/35 - Ditengah perjalan kita sempat ketemu dengan sesuatu berbentuk bunga seperti ini. Awalnya kita mengirat itu semacam bunga bangkai, ternyata cuman ornamen dari seng yang sudah berkarat 26/35 - Jangan lupa, kalau capek istirahat dan minum dulu 27/35 - Setelah jalan cukup jauh dan belum ketemu juga Sesar Lembangnya, kita sempat mengira kita salah jalan dan tersesat. 28/35 - Menarik juga bentukan batuan yang kita temui disini. Tapi ditempat kita berdiri ini, merupakan sesarnya. Bagian yang terangkat karena pergesaran lempeng batuan 29/35 - Setelah berjalan hampir sejam, akhirnya ketemulah view point sesar Lembang. Dari sinilah kita dapat melihat seolah-olah ada jurang didepan. Tapi itu sebenarnya tanah yang terpisah karena sesar lembang ini. 30/35 - Walaupun ceritanya hiking dalam kota, tapi tetap peralatan harus lengkap + obat-obatan. Karena kita tidak akan tahu bila suatu saat kita akan membutuhkan koyo 31/35 - Tepat dibelakang viewpoint ini masih terdapat gundukan tanah yang tinggi membentuk bukit, namun kayak itu merupakan sesar lembangnya yang menjulang tinggi 32/35 - View gunung lainnya, nah ini gatau gunung apa, tapi kayaknya pandangan ini mengarah ke Maribaya atau ke Utara, kalau lihat dipeta sepertinya Gunung Bukit Tunggul 33/35 - Istirahat sejenak, sebelum turun 34/35 - Kadang ditengah perjalanan, banyak juga menemui bangungan-bangunan bagus atau tempat bagus. Salah satunya ini. Berhenti sebentar dan ambil kemudian ambil beberapa gambar 35/35 - Jalan pulang ketika melewati Dago Pakar, kompleks perumahan mewah tertata rapi dan hijau.


Perjalan Hiking ke Sesar Lembang ini sangat menyenangkan. Walaupun sebagian perjalanan dilakukan ditengah kota, beriringan bersama kendaraan lainnya, namun dengan trek yang panjang, masih terasa tantangannya. Dalam perjalanan, ditengah kesindirian dan kelelahan, aku seperti mendapat jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sempat terpikirkan olehku diawal tulisan ini,

Sepertinya aku akan berusaha menjalani hidupku dengan sebaiknya, semampuku. Namun juga tidak akan melupakan untuk menikmati hidup. Hiking menjadi menyenangkan bagiku, mungkin akan hiking akan menjadi salah satu caraku dalam menikmati hidup.