memento

aku kagum dengan kemampuan kolektif manusia
dan ambisinya pada ilmu pengetahuan
seperti mampu melakukan segalanya
menjelajah semesta, mencabik sang surya
mencukupkan makanannya, menciptakan konsep
(uang dan pemerintahan contohnya)
merekayasa genetika keturunannya sampai perilaku sesamanya
hingga menciptakan senjata pemusnah masal
manusia menjadi maha/adi-manusia
yang cinta akan kehidupannya
.
Fisika sendiri menyediakan begitu banyak konsep
untuk menjawab banyak keingintahuan dan pertanyaan
membelah benda menjadi partikel kecil dan memanfaatkannya
menghasilkan potret semesta hingga kedalaman tubuh manusia
menebak asal-usul alam semesta hingga perkiraan akhir dari alam semesta
manusia memiliki kekuatan untuk menjawab
(namun ada rahasia besar)
banyak juga pertanyaan yang tidak diketahui jawabannya
apa penyusun dasar materi, bagaimana gravitasi tersebut
mengapa waktu hanya berjalan satu arah
hingga bagaimana menyatukan semua konsep tersebut
dalam satu kesatuan utuh
.
diakhir perjalanan aku menyadari
kemampuan untuk tetap bertahan waras
dengan mengisi diri akan tiga konsep penting
iman, mengisi lobang-lobang kosong atas ketidaktahuan
bukti untuk hal yang tidak terlihat
penerimaan bahwa manusia tidak ada apa-apanya
rapuh, tidak utuh dan sangat bergantung.
kasih, menjaga untuk tetap berpaut dengan sesama
selalu mengkhususkan kasih untuk orang-orang tersayang
keluarga, pasangan, teman, sahabat, orang-orang disekitar
hingga kita mampu tidak saling meniadakan dan saling memaafkan masa lalu
karena kita telah lebih dulu dikasihi.
pengharapan, menguatkan diri bahwa akan selalu ada hari esok
akan selalu ada jalan ketika kita mau mencari
akan sealu ada alternatif lain dari setiap kebuntuan
oleh karenanya teruslah berjuang hingga jerih payah anda sedikit terlihat mekarnya
beristirahatlah ketika lelah, namun jangan menyerah
.
sebagai pertanggungjawaban terhadap hidup
kepada orang-orang yang kusayang yang telah berjuang hidup-matinya untukku
kututup satu bagian penting yang telah kumulai
konsep terbesar dari segala sesuatu yang menyertai kita
august 2019
-- non magnum opus ex rhgps --


Malam itu, secara tidak resmi aku telah mengakhiri status kemahasiswaanku. Dengan sebuah presentasi mengenai topik penelitian Tugas Akhir yang telah kukerjakan dan disertai dengan pertanyaan-pertanyaan dan sanggahan dari penguji dan pembimbing, akhirnya aku dapat menyelesaikan dengan baik satu tanggung-jawab, sebuah pilihan yang telah aku mulai. Untuk mengenangnya, aku membuat sebuah tulisan sajak bebas diatas, untuk kemudian aku selipkan kebuku laporan Tugas Akhirku.

Memento tidak hanya mengenang momen malam dimana aku menyelesaikan semua tanggungjawab kuliahku, namun lebih dari itu, perjuangan bertahun belakangan yang selama ini aku lakukan. Kenangan diawal-awal kehidupan kampus, mencoba segala hal, mempertanyakan segala sesuatu, menggugat ketidak-idealan hingga pemberontakan-pemberontakan kecil berdasarkan pemikiran sempit. Nikmat awalnya, berjibaku dengan berbagai masalah, menjadi dewasa dan mencoba bertanggungjawab. Namun pada akhirnya frustasi dan kalah juga dengan keadaan. Ketika perjuangan tidak membawakan hasil, ketika usaha mandek, tertipu akan ilusi dan romansa kebebasan, hingga seolah tidak punya lagi sesuatu yang ingin diraih, hancur-lebur hidup. Mulailah hilang dari kenyataan, sedikit lari dari Tuhan, hingga pernah ada waktu mengabdikan diri kepada Tuhan sebagai bentuk keputus-asa-an dan penyerahan diri (yah manusia memang seperti ini), lalu pada akhirnya bangkit dan mencoba memperbaiki semuanya, hidup dimasa depan dan melupakan masa kini yang sedang berlangsung. Khusus yang terakhir, itu membuahkan hasil saat ini. Aku menikmatinya, sebelum kemudian tersadar bahwa aku kehilangan masa lalu dan momen-momen berharganya.

ITB

Memento: pada akhirnya aku bersyukur bisa menyelesaikannya

Kemudian, selama dua tahun belakang ini, kehidupan berubah ketika hidup dengna menerima semuanya, semua kegagalan dan kehancuran yang terjadi, peluang yang ada menjadi sedikit pembangkit semangat untuk hidup. Aku menjadi sadar bahwa hidup tidak berakhir ketika satu kesalahan atau kegagalan terjadi. Hidup masih akan berlanjut apapun itu yang telah terjadi, apakah itu kebahagiaan yang datang atau kesedihan, apakah dirimu menghadapi keberhasilan atau kegagalan. Hidup terus berjalan. Kita tidak bisa meminta waktu untuk berhenti hanya karena kita ingin menikmati keberhasilan yang sedang diraih atau karena sedang bersedih akan kegagalan yang baru saja menimpa. Tidak, hidup harus tetap berjalan. Untuk itu rayakanlah dan berbahagialah secukupnya atau menangislah seperlunya.

Menjalani dua tahun belakangan ini dengan penuh rasa percaya diri. Menyadari bahwa beberapa hal telah berubah dan ternyata masih ada kesempatan untukku. Asyik memang, seperti terlahir dan hidup kembali, punya semangat baru lagi. Semangat untuk hidup dan bertumbuh membuatku totalitas menghadapi tantangan didepan. Mempertaruhkan segala sesuatu untuk sebuah kejayaan. Namun pertaruhan yang dilakukan sepertinya sebuah kebodohan, mempertaruhkan waktu untuk hadiah yang tidak tahu apa. Pada akhirnya sekarang inilah aku, dengan sedikit badai kehidupan saja, hancur total berantakan. Tapi tetap bertahan.

Sudahlah, ini terakhir kalinya untuk mencurahkan segala keluh kesah dan romantisme perjuangan. Sudah cukup, karena seorang pria harus berdiri tegap dengan berani dan gagah perkasa, tubuh kekar untuk siap menghadapi segala kehidupan didepannya. Karena kaki kecilku inilah yang akan menopang kehidupan diri. Supaya romansa masa lalu dan kenangan agar bisa dinikmati dalam interaksi dengan teman dan sahabat terutama dengan orang-orang yang kita cintai. Semua tulisan tangis dan keluh kesah yang dulu terkumpul rapi disini, dijurnal ini sudah diturunkan, kecuali satu, memento. Agar aku dapat mengingat bahwa, inilah romantisme terakhirku terhadap kehidupan. Setelah ini, aku akan lebih banyak berkontribusi ke-masyarakat dan peradaban.

Saat ini aku hanya bisa berterimakasih kepada orang-orang yang kutemui tahun-tahun belakangan ini. Semua hal yang kita bicarakan, semua hal yang kita lalui, itu sangat berarti. Kepada kesempatan yang bisa kudapatkan, terima kasih sekali kepada kalian yang telah mempercayakannya. Maaf beberapa belum bisa aku lakukan dengan penuh tanggungjawab, aku berharap ini tidak mengurangi kepercayaan kalian kepadaku. Kepada momen yang selalu tidak terjadi dua kali, aku menikmatinya, sedih harus memaksa memori ini hilang demi melanjutkan hidup. Aku harus berterimakasih, lagi-lagi kepada semua orang yang kutemui difase dua tahun kebelakang dalam hidupku. Pelajaran hidup yang berharga yang kalian berikan, melalui nyatanya keras kehidupan. Di-kantor-kantor yang kusinggahi, Bandung-BSD-Jakarta, yah yang terpenting orang-orang yang mengisinya, orang-orang yang berjuang bersama untuk melanjutkan hidup atau lebih tinggi mereka yang melakukannya sebagai aktualisasi diri. Karena manusialah yang membuat momen. Berharga sekali itu. Sahabat tersayang terima kasih, aku berharap waktunya akan tepat kelak, tidak seperti dulu. Ketika bertemu kembali dan ada hal-hal yang bisa kita kenang, saling memaafkan dan saling memperbaiki kesalahan.

Dalam kehidupan yang telah kulalui keluarga, sahabat dan teman-teman menjadi sangat penting bagiku. Momen yang datang oleh kebersamaan dengan mereka itulah yang membentuk kehidupan itu. Ada saat masa bahagia bersama mereka, membentuk momen bahagia. Ada kala sedih, lelah dan tangis membentuk satu momen yang mana menghasilkan satu ikatan penuh bersama mereka. Itulah kehidupan dan aku akan mensyukuri kehidupan dalam dua hal, pertama untuk hidup itu sendiri yang sungguh indah. Kedua adalah orang-orang yang kutemui didalamnya. Puji Syukurku selalu kupanjatkan dan penyertaan selalu kupinta kepada konsep terbesar dari segala sesuatu.

Salam hangat


rhgps