Men Without Women

Men Without Women - Oleh Haruki Murakami

Men Without Women - Oleh Haruki Murakami

Setelah aku menyelesaikan bukunya Murakami tentang lari yaitu What I Talk About When I Talk About Running, a Memoir, buku selanjutnya yang membuatku tertarik dengan Murakami ialah buku ini, Men Without Women, kumpulan cerita menyedihkan yang berusaha mengungkapkan kesedihan pria dalam kesepiannya, dalam keputus-asa-an-nya, dalam penantiannya, semua pengalaman sedih karena cinta. Lebih dari hanya sekedar cerita cengeng tentang laki-laki yang putus asa dalam mencari cintanya. Cerita-cerita yang ada disini, berkisah tentang kesuksesan seorang pria yang sudah menikah atau pria yang tahu memperlakukan wanita. Cerita tentang pria yang kehilangan separuh jiwanya, cerita tentang pria yang berharap menemukan seorang yang tepat setelah sekian lama petualangannya. Ketika hal-hal yang menyedihkan itu terjadi, banyak bentuk respon yang dari pria-pria malang tersebut. Ada yang mampu menghadapi dan mencari pelarian, ada yang secara tragis tidak mampu menghadapinya dan hancur perlahan.

Cerita pertama berjudul “Drive My Car”. Tentang seorang aktor bernama Kafuku yang baru saja ditinggal mati oleh istri tercintanya. Kafuku tidak hanya merasa sedih karena kepergian istrinya, namun juga kesepian. Dia hanya punya sedikit teman, salah satunya seorang pria, selingkuhan istrinya yang dijadikannya teman setelah kepergian istrinya. Setelah istrinya meninggal, selingkuhan istrinya sempat datang untuk menyampaikan duka. Murakami menyambutnya, mereka kemudian menjadi teman minum. Satu hal yang ingin Kafuku tahu ialah apa yang dicari istrinya dari pria ini, apa kekurangan Kafuku yang bisa dipenuhi oleh Pria ini.

Interaksi dalam cerita ini tidak diceritakan oleh sang Narator, Kafuku. Namun melalui percakapan antara Kafuku dan supirnya, seorang perempuan muda, namun aneh dan tidak menarik sama sekali sebagai perempuan. Satu yang disenanginya dari perempuan ini ialah selama perjalanan tidak banyak bicara selain juga karena dia mengetahui jalan-jalan diseluruh kota. Kafukulah yang pertama membuka obrolan, hingga panjang lebar secara langsung si supir menanyakan hal-hal pribadi dan berusaha memahami kesepian Kafuku. Dari sinilah secara lihai Murakami menyampaikan cerita tersebut, melalui narasi yang Kafuku berikan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan si Supir. Cerita mengalir. Sang Supir tidak hanya menjadi Supir yang membawa Kafuku pulang pergi ke tempatnya bekerja. Namun juga diakhir cerita si Supir mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan Kafuku tentang mengapa istrinya selingkuh.

Cerita lainnya tentang seorang dokter bedah plastik yang bernama Dr. Tokai, seorang pria yang tidak pernah menikah namun selalu terlibat dalam hubungan gelap dengan istri orang lain. Apa yang dia cari hanya hubungan fisik dan tidak ingin merusak pernikahan dari pasangan selingkuhannya. Suatu ketika dia sangat jatuh cinta pada selingkuhannya yang sudah mempunyai satu anak. Dr. Tokai menyadari bahwa dia tidak bisa melupakan selingkuhannya ini dan selingkuhannya tidak mungkin meninggalkan suaminya.

Dr. Tokai meminta seorang penulis yang dia temui di Gym yang bernama Tanimura untuk mencatat ceritanya ini. Tanimura berpikir untuk menuliskan ceritanya ini suatu saat. Mereka bertemu beberapa kali hingga suatu ketika Dr. Tokai tidak bisa dihubungi. Mengetahui kejanggalan itu, Tanimura menghubungi klinik kepunyaan Dr. Tokai dan ia kemudian mendapatkan kabar bahwa Dr. Tokai telah meninggal dunia. Dia meninggal setelah sekian lama merasakan sakit mengetahui bahwa selingkuhannya meninggalkan suaminya demi pria lain.