Re:

Re: - Oleh Maman Suherman

Re:

Pertama kali aku mengetahui tentang buku ini ketika aku menonton sebuah cuplikan video dari penulis buku ini, Maman Suherman atau yang dikenal sebagai Kang Maman. Dalam video tersebut, sang penulis menceritakan secara singkat tentang novelnya tersebut, novel yang memilukan hati, yaitu Novel Re: ini. Novel ini awalnya merupakan skripsi yang disusun oleh kang Maman pada tahun 1989 dan kemudian 25 tahun kemudian dia menulis ulang skripsinya menjadi sebuah novel.

Ketika aku menonton video tersebut, aku dapat merasakan kesedihan mendalam dari cerita tersebut. Cerita tentang seorang pelacur perempuan yang bernama Re: dan kehidupannya yang tertawan dalam cengkeraman seorang mucikari atau yang biasa mereka panggil mami Lani. Namun tidak hanya cerita pilu tentang kehidupan Re: saja yang disajikan oleh penulis dalam buku ini, dibeberapa bagian terselip tentang penjelasan ilmiah tentang kondisi yang dialami Re:, semisal penulis dalam bukunya menjelaskan tentang keberagaman seksualitas manusia dalam 7 gradasi, menurut buku Sexual Behaviour in the Human Female oleh Alfred C Kinsey. 7 Gradasi tersebut ialah,

  • Heteroseksual eksklusif
  • Heteroseksual predominan (lebih menonjol), homoseksual hanya sekali-kali
  • Heteroseksual predominan, homoseksual lebih dari sekali-sekali
  • Heteroseksual dan homoseksual sama banyaknya
  • Homoseksual predominan, heteroseksual lebih dari sekali-sekali
  • Homoseksual predominan, heteroseksual sekali-sekali
  • Homoseksual ekslusif

Dari penjelasan mengenai 7 gradasi sesksualitas manusia ini yang mendasari layanan pelacuran apa saja yang dihadirkan mami Lani dirumah pelacurannya.

Mami Lani mengelola rumah pelesiran di Jakarta. Rumah pelesiran itu dapat menyediakan segala jenis pelacur, mulai dari pelacur wanita untuk melayani pria, pelacur wanita untuk melayani wanita dan pelacur pria untuk melayani pria, semua lengkap. Namun Re: cuman melayani wanita atau dengan kata lain pelacur lesbi.

Banyak jenis pelanggan yang telah dilayani oleh Re:, mulai dari kalangan menengah hingga kalangan atas masyarakat. Ada yang istri pejabat, ada juga suami istri yang menyewa Re: hanya untuk menjadi acara pembuka dihubungan seks mereka. Diceritakan suatu ketika suami istri dari kalangan orang penting pada waktu itu menyewa Re:, tugas Re: hanya menggerayangi sang istri, menjilati, meremas dan membuatnya menjadi bergairah, sementara sang suami hanya menonton saja. Setelah sang istri bergairah, kemudian mereka berdua, sisuami dan siistri melanjutkan melakukan hubungan suami istri dan Re: cuman menonton saja sampai mereka selesai.

Di lain sisi, pergolakan besar dalam diri Re: mengenai hidupnya. Dia merasa dirinya sudah mati, mati tertawan oleh Mami Lani. Dia tidak punya pilihan apa-apa dalam hidup, selain terus menjalani pekerjaannya. Awal mulanya Re: terperangkap pada mami Lani ialah karena harus membayar hutang dari semua kebaikan yang telah dilakukan mami Lani. Waktu itu Re: sedang hamil, kehamilan diluar nikah. Untuk membiayai kehidupannya dan biaya untuk melahirkan mami Lani bersedia menanggungnya. Awalnya Re: mengira bahwa itu hanya karena kebaikan hati mami Lani saja, namun ternyata tidak. Setelah Re: melahirkan, semua utang-utangnya tercatat dengan lengkap ditangan mami Lani dan Re: harus membayarnya dengan bekerja pada mami Lani.

Tahun demi tahun Re: bekerja dengan mami Lani, dia telah mengumpulkan uang yang nilainya cukup besar dan cukup untuk membayar utang-utangnya. Alih-alih membayarnya dan bebas dari mami Lani, Re: lebih memilih untuk memberikan semua uangnya untuk anaknya, dia bertekad “cukup dirinyalah yang bekerja seperti pelacur, anaknya harus punya penghidupan yang lebih baik”. Anaknya yang bernama Melur dititipkan kepada seorang suami dan istri yang tidak mempunyai anak. Sang istri bekerja sebagai guru, sedangkan si suami berjualan beras dipasar induk. Setiap bulan Re: mengunjungi Melur. Selalu dalam setiap kunjungannya dia memberikan Melur hadiah, mainan boneka-bonekaan dan semua kebutuhan Melur. Tak lupa ia juga menitipkan sejumlah uang kepada suami istri yang mengangkat Melur sebagai anak. Hanya saja dalam setiap kunjungannya Re: hanya melihat Melur dari jauh, tidak berani mendekat, bertemu secara langsung. Bahkan ia berpesan kepada Herman, untuk menitipkan pelukan juga kepada Melur. Pelukan yang tidak ingin disampaikan langsung oleh Re: karena ia tidak ingin keringatnya sebagai pelacur menempel kebadan anaknya yang sangat dia sayangi tersebut. Anaknya harus hidup lebih baik dari ibunya. Hermanlah yang selalu menjadi perantara antara Re: dan Melur. Oiya Herman merupakan tokoh dalam novel ini yang membawakan semua cerita dalam novel ini dari sudut pandang dia.